Angan angan . Jika aku sebagai musisi terkenal, akan kubangun sebuah studio musik di lingkunganku dan akan kuajari anak-anak untuk belajar bermain musik. Jika aku sebagai kepala sekolah, akan kubuat peraturan yang ketat dan sanksi yang tegas bagi siapapun yang melanggar peraturan tersebut, baik itu guru, siswa, ataupun pegawai. YA…, itu adalah sebagian dari angan-anganku yang sangat banyak. Banyak orang yang sering berangan-angan, mulai dari anak-anak, remaja, orang tua, bahkan sampai lansia. Tapi, kebanyakan dari angan-angan tersebut gagal terwujudkan dan hanya sebagian orang yang dapat mewujudkannya. MISALNYA: Anak-anak: Seandainya aku bisa mengendarai sepeda, pasti aku bisa ikut bersama teman-temanku bermain sepeda. Tapi, belajar mengendarai sepeda pun tak mau. Remaja: Andai aku tahu bermain alat musik, pasti banyak cewek yang ingin berkenalan denganku. Tapi, belajar alat musik pun malas. Orang tua: Seandainya aku jadi pengusaha yang sukses, yang memiliki beberapa perusa...
Postingan
Menampilkan postingan dari September, 2018
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Puisi Obor asian games Menyala di selatan. Api itu membakar, menyala, membara, membangkitkan semangat anak banua, anak ibu pertiwi. Yang hari ini bangkit untuk menjadi bangsa pemenang. Sumatera selatan, tuan rumah asian games 2018. Dari Provinsi Sulsel api itu datang di bumi Lambung Mangkurat Prov Kalsel. Kalau sudah ayam jantan berkokok di tiga selatan. Insyaallah Indonesia akan berjaya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Biografi k.h agus salim Agus Salim was born in West Sumatra Indonesia on October 8th 1884 with his surename, Musyudul Haq. Actually, Agus is his dearly nickname. His father is Sutan Muhammad Salim and his mother Siti Zaenab. His father was a prosecutor in Riau High Court, and is a respected position for local resident of the time. Upon this references he was enlisted in Dutch Elementary School, Europeese Lagere School (ELS), which was provided for European only. Graduated from ELS in 1897, then he pursued school to Batavia (Modern day Jakarta) to Hogere Burger School (HBS), which was also for European. At the time, it was an unusual to see a local boy sent to European School, which was found only in three cities of Batavia, Bandung, and Surabaya. Even since he was in ELS, Agus Salim had already made his excellency, and then earn his highest rank of HBS nationalwide, just when he was 19 years old. Obviously, a towering pride for his nation fellows had made out over imper...